Sabtu, 03 September 2011

[gorys+keraf.jpg]


Prof. Dr. Gorys Keraf [RIP] sangat dikenal di Flores, khususnya Lembata. Dia memang lahir di Lamalera, Lembata, pada 17 November 1936. kampung Lamalera ini sangat unik karena punya tradisi memburu ikan paus dengan fasilitas yang sangat sederhana: tombak (tempuling) naik peledang alias perahu bercadik ukuran kecil.

Gorys Keraf atau panjangnya Dr Gregorius Keraf merupakan sumber inspirasi sekaligus intelektualitas orang Lembata dan Flores umumnya. Maklum, pada 1980-an dan 1990-an masih sangat sedikit orang Flores yang bisa meraih gelar doktor, profesor, atau menjadi intelektual ternama di Indonesia.

“Kita, orang Lembata, layak bangga punya Gorys Keraf. Beliau doktor linguistik yang sangat langka di Indonesia,” kata Paulus Lopi Blawa, almarhum, bekas guru sekolah dasar saya di kampung Mawa, Ile Ape, Lembata.

Tak hanya Paulus, banyak lagi guru SD/SLTP/SLTA yang menyebut-nyebut nama Gorys Keraf untuk memompa motivasi anak-anak Lembata agar belajar rajin dan tekun.

Namanya juga anak kecil, saya hanya mendengar sambil lalu saja nama Gorys Keraf disebut-sebut. Baru pada 1980-an saya menemukan buku TATABAHASA INDONESIA terbitan Nusa Indah (Ende) lusuh di kamar rumah Bapak Gaspar Kotak Hurek di Lewoleba. Pengarangnya Gorys Keraf. Saya coba membaca uraian-uraian Pak Gorys yang sangat ilmiah dan sulit untuk anak desa belasan tahun seperti saya.

Oh, ini to buku karya Gorys Keraf, yang namanya banyak disebut-sebut di koran dan guru-guru sekolah itu?

Meskipun sulit, saya paksakan membaca buku itu. Sejarah bahasa Indonesia. Tatabahasa. Fonologi. Vokal/konsonan. Morfologi. Sintaksis. Saya membaca dan membaca terus meskipun tidak ada yang bisa diingat. "Jangan lupa dwilingga salin suara dan dwandwa," begitu guyonan teman saya, Johny, di Larantuka dulu.

Hehehe.... Dwilingga salin suara dan dwandwa merupakan istilah 'aneh' ciptaan Gorys Keraf.

Baru setelah masuk SMP San Pankratio [sore] di Larantuka, prinsip-prinsip tatabahasa ala Gorys Keraf diuraikan secara mendalam oleh pak guru, Bung Aldo. Guru-guru bahasa di Flores Timur umumnya memang pengagum Gorys Keraf. Apa boleh buat, pelajaran bahasa Indonesia di SLTP/SLTA pun cenderung berisi rumus-rumus seperti termuat dalam buku Gorys Keraf.

“Segala kata yang dapat mengambil bentuk se + reduplikasi + nya serta dapat diperluas dengan paling, lebih, sekali, adalah kata sifat”.

Penekan pada tatabahasa ala Gorys Keraf jelas saja membuat pelajaran bahasa jadi kering. Pelajaran mengarang atau menikmati bahasa sangat jarang diberikan. Tak heran, ketrampilan berbahasa anak-anak Lembata/Flores, kemampuan berwacana, kurang berkembang dengan baik. Toh, ilmu bahasa versi Gorys Keraf, guru besar Universitas Indonesia ini banyak membantu saya memahami berbagai fenomena kebahasaan di kemudian hari. Apalagi, saya wartawan, setiap hari bergelut dengan bahasa.



Gorys Keraf yang tamatan SMP Seminari Hokeng, kemudian SMA Syuradikara, Ende, ini juga dikenal sebagai penulis buku-buku bahasa yang produktif dan sangat ilmiah. Selain opus magnum-nya TATABAHASA INDONESIA, almarhum Gorys Keraf juga menulis buku-buku lain seperti KOMPOSISI, EKSPOSISI DAN DESKRIPSI, ARGUMENTASI DAN NARASI, kemudian diksi dan GAYA BAHASA. Buku-bukunya diterbitkan Nusa Indah (Ende) dan PT Gramedia (Jakarta).

Sebagai informasi tambahan, orang-orang Lamalera sejak dulu dikenal cerdas, otak encer, tekun, melahirkan pastor dan tokoh-tokoh terkenal. Fam Keraf di Lamalera ini pun banyak menelurkan orang-orang hebat. Begitu juga fam (marga) Beding.

Kita tentu ingat Dr. Sonny Keraf, ahli filsafat, bekas Menteri Lingkungan Hidup, kini anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta. Ia masih kerabat dekat almarhum Gorys Keraf. Di Surabaya ada Pastor Petrus Sonny Keraf SVD, kepala Paroki Sakramen Mahakudus Pagesangan. Pater Sonny ini suaranya tegas saat khotbah, ilmiah, dan runut… khas orang Lamalera. Pater ini juga secara spontan mengedit teks misa yang tata bahasanya buruk.

Kata teman-teman di kampung, orang Lamalera pintar-pintar karena sejak kecil makan daging ikan paus. Barangkali saja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar